Persoalan macet saat ini menjadi masalah tidak hanya di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya atau Medan. Masalah macet menjadi problem untuk kota kecil seperti Jogja. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor, tidak hanya soal naiknya volume kendaraan di jalan Raya. Namun juga karena faktor sikap mental sopir mobil yang lalai dari mematuhi rambu lalu lintas.

Yogyakarta sebagai salah satu daerah yang terus berbenah, tentu terjadi pula kemacetan di provinsi ini. Dalam beberapa kasus kemacetan yang terjadi sangat parah sehingga tidak jalan lain kecuali menunggu hingga keadaaan macet tersebut bisa diurai. Maklum, di Yogyakarta banyak orang berkumpul dengan berbagai pilihan aktivitas. Mulai dari wisuda anak, bisnis hingga liburan keluarga yang menyenangkan ada disini.

Kemacetan di Jogja tidak muncul di semua ruas jalan, namun hanya di jalan tertentu, pada jam tertentu atau bahkan ada yang pada kondisi khusus saja. Hal itu tentu tidak disukai oleh para pemakai jalan, baik mereka yang memakai kendaraan pribadi, rental mobil ataupun kendaraan umum. Sehingga opsi memakai sistem mobil ganjil dan genap menjadi salah satu pilihan dalam menyelesaikan problem kemacetan di Jogja.

Pro Sistem Ganjil Genap

Bagi yang pro dengan sistem ini, adanya keberhasilan jumlah penangkapan akibat tilang kendaraan di Jakarta saat akan menyambut Asian Games 2018, ternyata berhasil dalam mengurangi jumlah mobil secara signifikan. Hal tersebut menjadi inspirasi bagi kota lain dalam melakukan pengelolaan lalu lintas di jalan raya. Yakni dengan adanya pengaturan yang tegas, ternyata mampu menjadikan orang jera dan menjadi sumber pemasukan dari daerah.

Salah satu kemacetan di Jogja, depan RS Dr Yap, sumber ig @ikhsan_fauzio

Salah satu kemacetan di Jogja, depan RS Dr Yap, sumber ig @ikhsan_fauzio

Harapan lain yang juga muncul saat semisal sistem rotasi mobil ganjil genap dijalankan di Jogja adalah berbondongnya masyarakat kembali menggunakan jasa transportasi publik. Ini tentu akan mampu menggerakkan kembali roda perekonomian masyarakat. Ingat, saat orang melakukan perjalanan dengan transportasi publik, mereka biasa membeli koran hingga makanan ringan di jalan.

Kontra Sistem Ganjil Genap

Sementara pihak yang skeptis dengan sistem ganjil genap juga memiliki banyak argumen. Salah satunya yaitu ketidakmampuan aparat dalam melakukan penindakan secara terus menerus dan berkala. Sehingga kesesuaian plat kendaraan dengan sistem ganjil genap hanya pada hari dan jam tertentu saja. Jika seperti itu kondisinya, maka masyarakat akan kembali melanggar sistem ganjil genap di Jogja manakala lemah pengawasan dari pihak berwajib.

Baca juga: Pengaruh tempat hiburan malam bagi citra Jogja

Alasan yang lain mengapa perlu menolak sistem ganjil genap di Jogja adalah karena sistem transportasi publik yang belum memadai. Boleh lah ada pengaturan membawa mobil dengan sistem plat nomor ganjil dan genap di Jogja. Namun harus disertai dengan adanya sistem transportasi publik yang nyaman juga. Karena tentu masyarakat akan berbondong-bondong menggunakan transportasi publik saat tidak bisa menggunakan mobilnya.

Kemacetan di Jogja adalah hal yang sudah ada di depan mata. Yang kita tunggu adalah bagaimana penyelesaian masalah ini dari pemerintah daerah Yogyakarta juga pemerintah Kota Jogja. Sebagai rakyat, asal solusinya tidak bertentangan dengan agama kita, kami akan mendukung. Apakah nanti Jogja akan memakai sistem ganjil genap, ataukah yang lainnya. Kami pribadi merasa sudah perlu Jogjakarta menggunakan sistem ganjil genap untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Sekian uneg-uneg dari kami, semoga Jogja semakin istimewa. 🙂